"NEKA hemong KUNI agu KALO"

Berawal dari WhatsApp



"Perjalanan 1000 mil dimulai dari satu langkah kecil"...Begitulah kata seorang filsuf asal negeri tirai bambu, China yang bernama LAO TSE

Bagi saya, tulisan ini merupakan bagian dari sebuah langkah kecil dalam mengarungi samudra dunia maya yang luas dan nyaris tanpa batas ini. Sekecil apapun sesuatu yang terjadi saat ini akan menjadi sesuatu yang penting dan berkesan di suatu hari nanti.

Itulah alasan mengapa saya merasa perlu menuliskan cerita singkat ini, yang mungkin bagi para pembaca tidak begitu  penting, tatapi bagi saya hal ini penting untuk mengingatkan kembali awalmula terciptanya portal sederhana ini.

Selain sebagai pengingat, hal ini juga saya anggap sebagai sebuah proses atau fase - fase awal mengiringi perjalanan dan perkembangan blog ini kedepannya.
Sebagai seorang penulis meskipun masih amatiran, saya tetap optimis suatu saat nanti blog sederhana ini menjadi sebuah blog yang profesional, tentunya melalui usaha dan kerja keras.
Tidak pernah ada kata terlalu terlambat untuk memulai, begitu juga untuk mengakhiri, kata orang bijak, "Mulai” adalah kata yang penuh kekuatan. Cara terbaik untuk menyelesaikan sesuatu adalah, “mulai”. Tapi juga mengherankan, pekerjaan apa yang dapat kita selesaikan kalau kita hanya memulainya. (Clifford Warren)
Segala sesuatu pasti ada awal dan ada akhirnya, ada alva dan ada omega. Blog inipun mempunya awal, secuil cerita singkat yang mengispirasi saya untuk menciptakan portal sederhana ini. Ceritanyapun tak seunik yang dibayangkan, namun dengan segala keterbatasan saya akan mencoba merangkainya menjadi sesuatu yang menarik. Kalaupun nanti hasilnya gak menarik, ya...maklumin aja karena masih amatir dalam dunia tulis menulis, hehehe...

Pada suatu kesempatan di media sosial WhatsApp, saya bersama saudara - saudara saya ( Mo Eugens, Ferry Parlin de Chamilus, John Laura Ngkahar dan si cantik Elak Peak) bercandaria di sebuah grup WhatsApp. Saling sapah menyapah adalah rutinitas kami mengisi waktu luang di sela-sela kesibukan kami masing - masing.

Di sela-sela percakapan tersebut, kakak sulung saya Mo Eugens, mengirimkan sebuah link/tautan dari sebuah portal (voxntt.com) berjudul: "terong guru Mateus, pelajaran untuk masyarakat Timung".  Topik dalam tautan tersebut mengisahkan tentang seorang PNS bernama Mateus Bagung yang biasa disapah "guru Mateus", setiap hari bekerja sebagai pengajar siswa/siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebuah sekolah di kampung Timung kecamatan Wae Ri'i kabupaten Manggarai, NTT. Penghasilan dari pekerjaannya tersebut sebenarnya sudah sangat cukup untuk menghidupi dan membiayai kebutuhan rumah tangganya, namun profesi tersebut tidak membuatnya lelah untuk tetap berusaha mencari penghasilan tambahan. Alhasil, lahan dengan luas sekitar 1 hektar yang berada di dekat rumahnyapun dia olah menjadi sebuah taman terong dan sayuran yang subur nan hijau bagaikan taman bunga yang indah mempesona.

Artikel tersebut membuat mata saya sedikit terbelalak sumringah. Bagaimana tidak, jauh sebelum artikel ini muncul, saya sendiri sudah lama mengenal beliau (guru Mateus) dengan segala usaha tanaman terong dan berbagai jenis sayur mayur miliknya yang luar biasa sukses.

Melihat gaya hidup beliau seperti itu, sayapun tergugah untuk mengapresiasi dengan menuliskan cerita tentang beliau. Namun rencana saya tersebut hanya sebatas rencana dan akhirnya lupa oleh banyaknya  rencana2 yang lain. Disitulah saya mendapatkan sabuah pelajaran bahwa, menunda itu hanya akan menghasilkan sesuatu yang nihil.

Kembali ke WhatsApp...
Keinginan untuk kembali menulispun saya utarakan kepada saudara2 saya lewat percakapan di media sosial WhatsApp, dan keinginan saya itu langsung mendapatkan respon positif dari saudara - saudara saya. Bahkan mereka siap untuk menyumbang artikel yang mereka tuliskan sendiri untuk mengisi ruang-ruang blog yang akan saya buat nantinya.

Kemampuan dan bakat dalam hal tulis menulis sebenarnya sudah tertanam dalam diri setiap anggota keluarga kami dari sejak kecil. Ayah kami Almarhum bapa Lazarus adalah seorang guru Sekolah Dasar yang rajin dan pandai menulis. Beliau sering ditugaskan oleh Pastor (Imam Paroki Gereja Katolik) untuk berkotbah atau ceramah pada upacara Ekaristi atau Misa pada hari Minggu  di gereja tempat beliau mengajar. Beliau juga sangat pandai dalam merangkai kata - kata, pintar dan cerdas dalam mengkaji topik kothbah yang akan disampaikannya, disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik masyarakat saat itu. Sehingga ceramahnyapun berhasil mamikat hati para pendengar. Itulah yang membuat beliau (bapa Lazarus) menjadi sosok yang di hormati dan disegani oleh masyarakat setempat pada waktu itu. Lah ko jadi ngomongin bapak gue ya, hehe...sekedar intermezo broo....biar bokap gue seneng dan tersenyum di surga sana...:)hehe..

Kembali ke WhatsApp...
Setelah sepakat untuk membuat blog dan siap menulis, kamipun mulai mencari nama yang tepat untuk blog yang akan kami buat. Karena nama pesona Manggarai ini tidak langsung muncul begitu saja, namun melalui sebuah perbincangan yang cukup alot. Sebelum nama 'pesona' ini muncul, ada banyak nama yang di tawarkan seperti 'surya', 'cahaya', 'mentari', 'today', 'kini', dll, lalu saya kumpulkan semua dan kemudian saya timang - timang satu per satu. Saat saya sedang menimang - nimang itulah muncul satu kata dalam benak saya yang menurut saya sangat tepat untuk mewakili kesemua kata yang tadi disebutkan. Dan kata itu adalah "PESONA", dipasangkanlah kata itu dengan kata "MANGGARAI", sehingga jadilah "Pesona Manggarai".

Itulah secuil cerita dan curhatan hati dari saya buat para pembaca dimanapun berada. Kurang dan lebihnya saya ucapkan mohon maaf dan terimaksih yang sebesar besarnya atas kunjungan saudara.

Mengakhiri coretan yang singkat ini, sebuah pantun dari seorang guru besar sekaligus filsuf tersohor dunia akan membawa kita ke langkah yang lebih jauh lagi yaitu 1000 mil dari sekarang.....
"Kepuasan itu terletak pada usaha, bukan pada pencapaian hasil. Berusaha keras adalah kemenangan besar"(MAHATMA GANDI)

                       Sampai jumpa.......

0 Response to "Berawal dari WhatsApp"

Free 
Music Online #news { background:#00FF99; border-bottom: 5px solid #333; border-top: 5px solid #333; display: block; float: left; height: 20px; line-height: 20px; overflow: hidden; padding: 5px 30px; width: 835px; } .titlenews { background:#333; color: #fff; display: block; float: left; font: bold 12px/22px Tahoma; padding: 9px; margin-top: -10px; position: absolute; } #ltsposts { float: left; margin-left: 120px; } #ltsposts ul,#ltsposts li{list-style:none;margin:0;padding:0;} #ltsposts li a { background: none !important; color:#333 !important; font: bold 12px/22px Tahoma; text-decoration: none; } ul.shsocial { background:#333; float: right; margin: -8px 0; } ul.shsocial li {float:left;list-style: none outside none;border:none;} ul.shsocial li a{background-color:transparent;background-image:url(http://4.bp.blogspot.com/-Pe-J5S7YCa0/UdXsJoN7GLI/AAAAAAAAL68/ongZAtcNF1E/s1600/spice-social-gadget-sprite.png);background-repeat:no-repeat;background-size:auto 96px;border:0 none;color:white;direction:ltr;display:block; height:32px;overflow:hidden;text-align:left;text-decoration:none;text-indent:-999em;transition:all 0.2s ease 0s;width:32px} ul.shsocial li.fb a{ background-position:0 0} ul.shsocial li.gp a{ background-position:-96px 0} ul.shsocial li.rs a{ background-position:-192px 0} ul.shsocial li.tw a{ background-position:-256px 0} ul.shsocial li.fb a:hover{ background-position:0 -32px} ul.shsocial li.gp a:hover{ background-position:-96px -32px} ul.shsocial li.rs a:hover{ background-position:-192px -32px} ul.shsocial li.tw a:hover{ background-position:-256px -32px}
Latest Post
Loading...